Suatu hari Fatimah Azzahra, putri Rasulullah SAW menggenggam 5 dirham uang hasil kerjanya beberapa hari. Uang itu kemudian diminta oleh suaminya, Saydina Ali r.a. Fatimah berkata “Wahai suamiku, belikanlah uang ini untuk makanan bagi Hasan dan Husein”. Fatimah beberapa kali mewanti-wanti pada suaminya karena di rumah mereka sudah beberapa hari tidak tersedia makanan.
Melangkah keluar dari rumah, Saydina Ali berjalan menuju pasar hendak membeli roti. Saat tiba di pasar, seorang peminta-minta berdiri tak jauh dari Ali. Ia kemudian berdo’a semoga orang yang memberinya sedekah diberkahi oleh Allah. Awalnya Ali berpura-pura tidak mendengarnya, karena teringat janjinya pada istrinya. Sang pengemis terus mengikuti Ali dan mengeraskan bacaan do’anya, hingga akhirnya Ali memberikan uang tersebut pada pengemis tersebut.
Sesudahnya Ali berbalik arah, pulang menuju rumah. Di tengah perjalan, ia kemudian dicegat oleh seseorang yang sedang membawa unta.
“Hai Ali, aku ingin menjual untaku. Maukah kau membelinya ?”, pemilik unta itu berkata
“Aku tak punya uang, aku tak bisa membeli untamu”, jawab Ali.
“ Hutang juga boleh”, jawab pemilik unta. “Aku jual unta ini 50 dinar”. Ali kemudian menerima unta tersebut dan Ali meneruskan perjalanan pulangnya.
Tak lama kemudian, ia dicegat kembali oleh seseorang.
“Hai Ali, apakah kau akan menjual untamu ?”, tanya orang tersebut. Ali terdiam sejenak. “Aku akan beli untamu 200 dinar”, lanjut orang tersebut. Ali kemudian menjual unta itu. Dari hasil penjualan unta, Ali bisa membelikan makanan untuk keluarganya dan membayar unta yang ia beli dengan mengutang.
Ketika bertemu dengan Rasulullah SAW, Rasullah kemudian menceritakan pada Ali bahwa penjual unta pada Ali adalah malaikat Jibril dan pembeli unta dari Ali adalah malaikat Mikail, yang diturunkan sebagai imbalan Allah bagi hambanya yang menggunakan hartanya dijalan Allah dan untuk kebaikan.
0 comments:
Posting Komentar