Ungkapan seorang Sahabat
”Cinta itu adalah air mata yang menetes ketika sedang merindu. Merasa
empatiterhadap yang di cintai”
Bagaimana dengan sahabat??? Setuju tidak ??? Mau setuju atau tidak itu bukan lah masalah tapi yang terpenting catatan kali ini akan merefleksi akan makna CINTA itu sendiri. Yuk kita refleksi.
CINTA.... Sesuatu yang memang sulit dimengerti, datang dengan tiba-tiba tanpa bersuara dan pergipun secepat kilat tanpa kita sadari. Lenyap tanpa bekas, bahkan seringkali tergantung dengan lawan dari cinta itu sendiri yaitu benci. Membicarakan tentang cinta ibarat menguras air lautan dalam yang kaya dengan berbagai khazanah alam. Usia sejarah cinta pun sesuai dengan sejarah manusia itu sendiri. Jika di suatu tempat ada 1000 manusia maka di situ akan ada 1000 kisah cinta yang akan di gelar.
Sahabat walau beberapa banyak pun nuansa cinta yang menjelma menjadi sebuah syair, film, lagu, puisi, maupun ungkapan. Namun pada hakikat nya cinta itu hanya ada dua buah versi saja. Versi cinta nafsu (syahwat) dan cinta Rabbani. Nah, yang menjadi persoalan sekarang adalah mampukah kita membedakan yang mana cinta nafsu dan cinta Rabbani? Deras nya arus ghozul Fikr (serangan pemikiran) dalam kesenian terutamanya, telah mampu membungkus cinta syahwat sehingga ia tampil sebagai cinta ”suci” yang mesti diperjuangkan, dimenangkan dan di raih untuk di nikmati dalam kehidupan. Mereka semua rela di jerumuskan dalam kenikmatan dunia dalam pelaksanaan nya di mana tangan sudah tidak takut lagi untuk saling bersentuhan, pipi saling bertemu, bibir saling menyapa ke bibir, dan banyak lagi. Semua itu adalah untuk mengejar dari sekian banayak rasa yang ada di sudut hati manusia. Itulah cinta. Nauzubillahiminzalik , semoga Allah menjauhkan kita dari segalan nya. Dan memberikan yang halal saja.
Cinta memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga para pemuja nya bisa berdalilkan bahwa inilah ” The POWER OF LOVE” walau harus melanggar peraturan yang Allah buat dengan jelas dan paten di Al Quran masih saja para pemuja nya tidak perduli. Dan ada segelintir kata” Selagi Masih muda menikmati apa yang ada , nanti kalau sudah tua tidak bisa lagi, nyantai saja lagian juga belum kiamat.”Astagfirullah begitu kah gambaran para pemuja cinta??
Sahabat ,jika kita buka kembali lembaran kisah manusia agung sepanjang zaman kehidupan ini di zaman Rasulullah Saw di sana banyak sekali terdapat kisah-kisah cinta. Kita lihat saja bagaimana keikhlasan Ali bin Abi Thalib dalam mengantikan Rasulullah Saw untuk tidur di pembaringan nya guna mengecoh kaum kafir Quraisy. Padahal di sini adalah taruhan nya nyawa antara hidup dan mati, tapi Ali tak merasa takut maupun gentar dengan pengorbananya dan inilah yang di namakan kekuatan cinta dengan ketulusan karena ia tahu bahwa Rasulullah itu adalah kekasih Allah sudah sepantas nya lah ia melindungi nya. Bukti cinta yang luar biasa ini sungguh mengajarkan kita untuk merefleksi kembali bagaimana kita memaknai kecintaan kita akan orang yang kita cintai.
Kemudian ada lagi kisah para sahabat yang merelakan hartanya, nyawa bahkan keluarga yang mereka cintai. Guna mempertahankan akidah yang mereka miliki. Semua ini mereka lakukan karena mereka tahu cinta yang hakiki dan rabbani itu adalah cinta kepada Dzat Yang Maha Menganugerahkan CINTA, Dzat yang menyuburkan CINTA , Dzat yang memberikan kekuatan CINTA, dan Dzat yang sangat paling layak di cintai yaitu Dialah – ALLAH SWT.
Nah sahabat , sekarang mari kita melakukan intropeksi kembali pada diri kita pribadi , apakah cinta yang ada pada diri kita termasuk cinta nafsu atau cinta Rabbani. Jawaban nya tentu nya akan ada pada hati kita masing-masing dan semua nya jiwa kita lah yang merasakan nya bagaimana memaknai nya. ( iya bukan??? Senyum dong sahabat??? J) namun yang jelas Rasulullah Saw pernah bersabda ” Cintai lah Seseorang karena Allah dan benci lah seseorang karena Allah .
by Ummu Zahro
0 comments:
Posting Komentar