‘Audzubillahiminasyaitonirrajiim…
Bismillahirrahmanirrahiim
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata:”Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (Fushshilat: 33-35)
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (Al-Imran: 142)
Dakwah.
Jihad.
Menyeru kepada Allah.
Mengerjakan amal shalih.
Sabar.
Syukur.
Aktivis dakwah.
Sebuah predikat yang bukan main-main. Sebuah pekerjaan yang tidak bisa disepelekan begitu saja. Pekerjaan yang mulia dengan segenap janji-Nya yang luar biasa.
“Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar. (An-Nisa: 74)
“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.”(An-Nisa; 95)
Saudara/i ku seperjuangan. Tugas yang kini kita emban bukanlah tugas yang mudah. Bukanlah tugas yang ringan. Bukan pula tugas yang hanya menjadi sampingan, setelah kita punya waktu luang.
INI TUGAS BESAR. TUGAS BESAR DARI YANG MAHA BESAR.
Mungkin sebagian besar berfikir,
“apakah aku sanggup???”
Aku hanya mahasiswa biasa.
Ilmu ku tak seberapa.
Basic agamaku miniiiiim banget
Amalan ku juga masih ala kadarnya.
Sepertinya aku belum pantas berada di barisan ini.
Atau,
Ma’af, aku off dulu ya..
Aku mau focus kuliah, memperbaiki nilaiku yang sempat mengalami grafik penurunan.
Setelah itu, insyaAllah aku pasti kembali.
Do’akan ya… dan aku pun akan mendo’akan kalian.’
????? Salahkah?????
Ku rasa tidak sepenuhnya salah. Menjadi seorang muslim memang harus pintar, bukan saja dalam hal me nyetting acara kajian, riyadoh, ataupun ngisi studika.
Namun juga dari sisi akademis. IPKnya minimal 3 atau 2,75 lah untuk yang eksak.
Setiap ada tugas, selalu ngumpulkan.
Ga suka telat. Aktif berdiskusi.
Deket dengan dosen.
Ya. Itu bagus.
Bahkan bisa dikatakan HARUS.
Waw,,, berat ya.. Yang gak aktif organisasi saja, yang notabene hanya kuliah tok, tok, (SO) jarang yang bisa seperti itu. Apalagi saya. Saya kan aktif di dakwah. Banyak PR dari Kabid. Ni daftarnya:
- Cari tema kajian minggu depan
- Cari pematerinya, kalau sudah dapat langsung dihubungi ya.. Deadline nya H-3
- Designkan pamflet
- Masukkan surat ke PD II untuk pinjam tempat
- dll
Hampir setiap hari setelah kuliah usai, ngerjakan “tugas” dari Kabid.
Belum lagi harus ikut kajian. Kajian pengurus, kajian anggota, kajian A, B C..
Dauroh A, B, C, dst.
Rapat F, G, H, dst.
Belum lagi laporan yang seabrek.
Tugas Gunting tempel dari dosen,
buat makalah,
presentasi.
Hhhhhhhhh…………….
This is our activities…
Lelah…
Capek..
Bosan…
Belum lagi ukhuwah yang rasanya kering kerontang… Merasa sendiri, tak ada yang peduli… Dan berbagai macam hambatan2 lain…
????????
Coba kita pikir….
Itu semua belum seberapa dibanding perjuangan para pendahulu kita…
Nabi Muhammad Saw yang dilempar kotoran, batu, sampai2 kakinya berdarah-darah
Diusir,, dihina,,,, dicemooh,,,, di katakana penipu. Penyihir, dan lain sebagainya
Mush’ab bin Umair yang tertebas tangannya
Abu Bakar yang menginfakkan seluruh hartanya, dan hanya meninggalkan Allah dan Rasul-Nya unruk keluarganya
Sumayyah yang ditusuk oleh Abu jahal, musuh islam hingga ia menjadi syahidah pertama
Masyitoh yang digoreng beserta anak-anaknya oleh Fira’un
Belum lagi kisah fenomenal yang hampir kita semua tahu,
Bilal yang ditindih batu besar di atas pasir panas di bawah sengatan matahari, demi mempertahankan keyakinannya akan ke-ESA-an Allah
……………………………………………………………………………………………………………
Sahabat,,,
Perjuangan kita tidak lebih dari seujung kuku dibandingkan dengan mereka.
Kita masih bisa kuliah,,,,
Masih bisa kumpul dengan keluarga,,,,
Masih bisa menelpon keluarga,,,,,
Masih makan enak,,,,
Tidur nyenyak.,,,,
Ada motor,,,
Ada laptop,,,
Ada HP,,,,,
Kurang apa??????????
Bagaimana mungkin kita berharap bisa bersama mereka jika amalan kita jauuuuuuhhhhh dari mereka???
Percayalah sahabat, semua ini tidak akan sia-sia jika kita ikhlas mengerjakannya.
“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik." (Al-Imran: 195)
Yakinlah,,,
Allah akan menolong kita dan meneguhkan kedudukan kita jika menolong (agama) Allah….
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S Muhammad: 7)
Semoga Allah senantiasa meridhoi perjuangan kita.
Amin…
‘afwan minkum…
Wallahu’alam…..
0 comments:
Posting Komentar