Home » » Karena Cinta dan Syukurku

Karena Cinta dan Syukurku


 
Tulisan ini dirangkai untuk sahabat seperjuanganku. Didasari oleh sebuah rasa yang ada dalam benak seorang anak manusia yang ingin berbagi. Berbagi tentang hal istimewa yang yang telah dianugerahkan olehNya...

Tengah malam, ketika penanda waktu di laptopku menunjukkan pukul 00.10 wib. Diiringi sebuah instrument aku mulai mengetik. Tak tahu apa yang sebenarnya ingin aku tulis. Namun jiwa ini mendorong ragaku untuk menulis sesuatu.
Aku tak tahu harus mulai dari mana. Namun aku menulis saja apa yang aku rasa. Meskipun itu hanya ungkapan ketidakmengertianku harus menulis apa. Seperti saat ini. Aku menulis tentang ketidakmengertianku.


Aku ingin berbagi tentang rasa, tentang cerita dan tentang mimpi. Rasa yang kutak tahu kapan mulai ada dalam benakku. Cerita yang pastinya kapan ia dimulai akupun tak tahu. Mimpi yang juga aku tak tahu bila kah akan terwujud. Pasti engkau heran membaca tulisan ini. Tulisan yang isinya hanya ketidaktahuan. Tulisan yang hanya menyampaikan apa yang kutak tahu. Lalu papa yang bisa didapat dari tulisan seperti ini? ya, itulah adanya.
Aku ingin berkisah tentang pengalamanku mengenal tarbiyah. Bermula dari kegiatan wajib bagi mahasiswa baru, khususnya mahasiswa muslim yang bernama STUDIKA  yaitu Study Islam Kampus. Pertemuan pertama dengan seorang mentor di dpr kemudian berkenalan, belum menimbulkan kesan apa-apa. Namun aku tahu, semua liku hidupku berawal dari sana. Ia lah yang megubah haluan jalan yang aku tempuh kini. Hingga kini aku mendapati diriku menjadi orang yang benar-benar bersyukur. Semula aku tak menyangka akan sejauh ini efek dari studika. Namun silahkan engkau percaya atau tidak, inilah yang terjadi. Bersamanya aku menjadi lebih banyak mengerti. Mengerti tentang hidup, maknanya, tujuannya, hakekatnya, bahkan cara menjalaninya. Bersamanya aku mengerti tentang orangtua, sahabat, kasih sayang, cinta, rindu, tawa, tangis, duka, lara, pengorbanan, pengabdian, ketulusan, keikhlasan, kesetiaan, kebahagiaan, kesedihan, senyum, bahagia, merana, sepi, gelap, terang, semua. SEMUANYA. Bersamanya aku dapat mengenal diriku sendiri, mengenal siapa Tuhanku, mengenal dunia.
Tarbiyah pula yang mengenalkan aku pada suatu pekerjaan mulia yang gajinya tidak akan pernah mampu orang untuk menggajinya.

Tarbiyah yang mengenalkanku pada dakwah. Disanalah aku diajarkan untuk berbagi. Karena bagiku, dakwah adalah berbagi. Berbagi nikmat iman yang Allah anugrahkan pada kita. Berbagi nikmat ilmu yang Allah berikan untuk kita. Berbagi harta yang Allah titipkan pada kita. Berbagi kasih, berbagi sayang, berbagi cinta yang Allah limpahkan pada kita. Dakwah adalah berbagi tanpa mengurangi, memberi tanpa ada yang hilang. Bahkan semua itu akan terus bertambah. Itu semua karena kita bukan berdagang dengan manusia, tapi berdagang dengan Allah.


Teringat kisah Nabi Muhammad saw yang selalu sholat malam hingga kakinya membengkak. Padahal beliau sudah pasti diampuni semua dosanya dan pasti masuk syurga. Namun beliau tidak pernah meninggalkan sholat malamnya dan terus- menerus bersyukur akan nikmat yang Allah berikan padanya. Nabi Muhammad saw melakukan sholat tahajjud sebagai rasa syukur, bukan karena ingin mengharap syurga. Jika boleh aku mencontoh beliau, aku juga ingin berdakwah karena rasa syukur dan cintaku padaNya. Aku ingin dakwah sebagai salah satu bentuk syukurku atas karunia hidayah yang Allah berikan padaku.


Seorang anak manusia beriman yang diberikan harta yang berlimpah akan mewujudkan rasa syukurnya dengan mengucapkannya, kemudian menafkahkan sebagian hartanya kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Demikian pula aku. Aku ingin mensyukuri nikmat yang paling berharga yang Allah anugrahkan bukan hanya dengan mengucapkannya dengan lisan. Namun aku juga ingin membaginya dengan orang lain. Meskipun aku tahu, bukan daya manusia untuk memberikan hidayah pada mausia lain, bahkan untuk dirinya sendiri. Namun aku hanya ingin menjadi jalan terhidayahinya orang lain.  Aku ingin menjadi jalan kebaikan bagi orang lain. Aku tahu ilmuku belum seberapa, bahkan masih sangat jauh dari sempurna. Imanku juga msih belum sekualitas Nabi Muhammad, bahkan jauh, jauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh sekali dari itu. Namun karena syukur dan cintaku, aku mau melakukan itu. Karena cintaku padaMu, aku rela menjadi tentara yang membela agamaMu.


Izinkan aku melakukan ini karena syukurku padaMu. Syukurku atas tanganku yang masih mampu menggoreskan pena dan merangkai kata-kata kebaikan. Syukurku atas kaki yang sanggup melangkah menuju tempat-tempat yang Kau sukai. Syukurku akan lisanku yang masih mampu berucap kata-kata kebaikan. Syukurku atas mataku yang masih bisa menuntut lisanku untuk membaca kalamMu. Syukurku atas telinga yang masih berfungsi untuk mendengar perintah-perintahMu. Syukurku atas hati yang masih bisa merasa, menerima, meyakini, melihat, dan mendengar tanda-tanda kebesaranMu. Syukurku atas jantungku yang masih sanggup menghirup udara. Syukurku atas udara gratis yang Kau berikan. Karena aku tahu begitu mahalnya oksigen tiap tabungnya. Syukurku atas darah yang masih mengalir lancar dalam pembuluh darahku. Karena aku juga tahu betapa sulitnya mencari darah bagi orang yang kekurangan darah. Syukurku akan kesehatan yang masih engkau titipkan padaku. Syukurku akan kelengkapan dan kesempurnaan fisik yang Kau ciptakan. Syukurku akan orangtua yang kau beri. Syukurku akan keluarga, rezeki, kebahagiaan, semuanya. Tak akan pernah sanggup untuk aku menuliskan semua nikmat yang Engkau berikan padaku.

Izinkan aku melakukannya karena cinta. Cinta padaMu, cinta pada RasulMu.

Jika cinta sudah bicara, samudra luas kan ku sebrangi
Jika cinta sudah meraja, dataran pasir pun kan ku jajahi
Semua akan jadi indah dengan cinta
Semua akan jadi mudah karena ada cinta
Ketika cinta sudah di hati, ia akan menjadi motivasi sejati
Ahh… Tak kan cukup untaian kata tuk mendeskripsikan, jika cinta yang dibicarakan
Jika cinta menjadi alas an, maka tak ada kata menyerah
Begitu pula dakwah.
Jika dakwah hanya dilandasi cinta karenaNya, maka ia akan jadi indah.
Ia akan jadi kerinduan, bukan kepenatan.
Ia akan dinanti, bukan dihindari.
Ia akan jadi kebutuhan, bukan lagi kewajiban.
Ya, dakwah karena cinta.
CINTA PADA ALLAH DAN RASULNYA.

0 comments:

Posting Komentar

Kalender Hijriah

 
Copyright © 2013. LDSI At-tarbawi - All Rights Reserved
Published by LDSI At-tarbawi
Proudly powered by Blogger